Ads

ads header
Menu
Results for "cgp"
belajarbahasainggris


 Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

  • CGP dapat melaku
    kan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Assalamu’alaykum, saya Ahmad Aufa, S.Pd Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 Kabupaten Wonosobo dari SDN 1 Wonosobo. Pendidikan guru penggerak sudah banyak mengubah mindset saya sebagai guru, banyak hal yang sudah saya pelajari dan saya dapatkan. Selama menjadi CGP A11 ini saya didampingi oleh Bapak PONCO SUSILO selaku Fasilitator dan Bapak NARWASTUJATI SEPHARIBADA YUDARASA selaku pengajar praktik. Dalam Pendidikan guru penggerak ini, saya tergabung di kelas 11.528

Marilah kita renungkan kutipan berikut ini. Sebelum saya menjelaskan rangkuman materi pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin,

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang barharga/utama adalah yang terbaik”
(Bob Talbert)

Pendidikan yang berkarakter tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan beradab.

"Bob Talbert mengajak kita untuk meredefinisi tujuan pendidikan. Pendidikan bukan hanya tentang mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga tentang mencetak manusia yang baik

Pada modul 3.1 ini kita belajar bagaimana mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal sangat dibutuhkan oleh seorang guru atau kepala sekolah.

Marilah kita simak juga kutipan berikut ini:

“Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis”
(Georg Wilhelm Friedrich Hegel)

Pendidikan karakter adalah fondasi bagi terciptanya masyarakat yang adil, harmonis, dan beradab. Dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak dini, kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah. Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang transformasi manusia. Pendidikan karakter adalah kunci untuk mewujudkan perubahan sosial yang positif. Mari kita bersama-sama memperkuat pendidikan karakter di Indonesia agar generasi muda kita menjadi generasi yang unggul dan bermartabat.

1. Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia. Filosofinya, yang dikenal dengan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," menekankan tiga prinsip utama:

  1. Ing Ngarsa Sung Tuladha: Seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik.

  2. Ing Madya Mangun Karsa: Seorang pemimpin harus bisa memotivasi dan menginspirasi di tengah-tengah kelompoknya.

  3. Tut Wuri Handayani: Seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan dukungan dari belakang, mendorong dan membiarkan yang dipimpin berkembang secara mandiri.

Dalam mengambil keputusan kita juga merujuk pada prinsip yang diajarkan Ki Hajar Dewantara. prinsip-prinsip Pratap Triloka itu dapat saya simpulkan sebagai berikut ini:

  • Keseimbangan dan Harmoni: "Dalam dunia yang kompleks, pemimpin yang efektif harus mampu menyeimbangkan berbagai kepentingan dan perspektif yang berbeda."

  • Contoh dan Inspirasi: "Kepemimpinan yang transformatif tidak hanya tentang memberikan perintah, tetapi juga tentang menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama."

  • Dukungan dan Dorongan: "Pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu memberdayakan timnya dan menciptakan budaya kerja yang positif."

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka memberikan landasan yang kuat bagi kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan. Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Pratap Triloka, pemimpin dapat menciptakan organisasi yang harmonis, produktif, dan berorientasi pada tujuan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang diyakini oleh guru akan menjadi kompas dalam setiap pengambilan keputusan, memastikan bahwa keputusan tersebut selalu berpihak pada murid. Guru yang memiliki nilai-nilai positif akan lebih mudah menghadapi berbagai tantangan dalam proses pembelajaran dan mengambil keputusan yang tepat. Nilai-nilai guru yang kuat akan menciptakan budaya belajar yang positif dan mendukung tumbuh kembang murid. Guru sebagai pendidik memegang peran sentral dalam membentuk karakter dan masa depan murid. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk terus mengembangkan diri dan menginternalisasi nilai-nilai positif. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai positif dalam praktik pembelajaran, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menantang, dan bermakna bagi murid.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Memfasilitasi Refleksi: Dengan bertanya yang tepat, seorang coach dapat membantu klien menggali akar permasalahan dan menemukan solusi yang paling sesuai. Coaching dengan TIRTA: Langkah-langkah dalam model TIRTA dirancang untuk memandu klien secara bertahap dalam proses pengambilan keputusan, mulai dari identifikasi masalah hingga implementasi solusi. Secara keseluruhan: Coaching adalah sebuah perjalanan bersama antara coach dan klien, di mana keduanya bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Coaching adalah investasi pada diri sendiri yang akan memberikan hasil yang berkelanjutan. Dengan coaching, kita dapat belajar untuk membuat keputusan yang lebih baik, bahkan dalam situasi yang sulit. Coaching adalah proses yang memberdayakan, memungkinkan individu untuk mengambil kendali atas hidup mereka sendiri.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Keputusan yang Berdampak Positif: Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kesadaran sosial-emosional akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, adil, dan mendukung. Keteladanan: Guru yang mampu mengelola emosi dan bertindak secara etis menjadi teladan bagi siswa dalam menghadapi berbagai situasi. Secara keseluruhan: Kemampuan untuk mengelola aspek sosial-emosional adalah aset berharga bagi setiap guru, terutama dalam menghadapi situasi yang kompleks dan penuh tantangan. Pentingnya Pengembangan Diri: Guru perlu secara terus-menerus mengembangkan kecerdasan emosional mereka agar dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang efektif dan inspiratif.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus etika mendorong pendidik untuk merefleksikan nilai-nilai yang mereka anut. Proses refleksi ini memungkinkan pendidik untuk mengambil keputusan yang lebih informatif dan bertanggung jawab, dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan konsekuensi dari setiap pilihan.Secara keseluruhan, nilai-nilai kebajikan merupakan fondasi bagi pengambilan keputusan etis dalam dunia pendidikan. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai ini dalam praktik sehari-hari, pendidik dapat menjadi role model bagi siswa dan berkontribusi pada pembentukan karakter generasi muda.

  • Dilema etika adalah bagian tak terpisahkan dari profesi pendidik. Dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan, guru dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih percaya diri.

  • Nilai-nilai kebajikan tidak hanya sebatas teori, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

  • Pengambilan keputusan yang bernilai akan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi siswa, sekolah, dan masyarakat.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman/

Keputusan yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan memastikan keadilan, membangun kepercayaan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung partisipasi serta keterlibatan, keputusan yang bijaksana dan etis dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas dan atmosfer lingkungan, baik di tempat kerja, sekolah, maupun dalam komunitas.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Empat paradigma dilema etika yang sering berkaitan dengan lingkungan sekolah adalah:

  1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang tepat dalam pengajaran akan berdampak positif pada motivasi dan prestasi belajar siswa. Ketika siswa merasa bahwa kebutuhan belajar mereka terpenuhi dan mereka memiliki kesempatan untuk berkembang, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi maksimal mereka. Secara keseluruhan, pengambilan keputusan dalam pengajaran adalah proses yang kompleks namun sangat penting. Dengan memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan menerapkannya dalam praktik, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memberdayakan siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran berperan sentral dalam membentuk kualitas pendidikan di sekolah. Keputusan-keputusan yang mereka ambil akan membentuk budaya sekolah, kurikulum, dan pengalaman belajar siswa secara keseluruhan. Dengan demikian, pemimpin pembelajaran memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal. keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan dan masa depan siswa. Dengan memprioritaskan kebutuhan siswa, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dan terus belajar serta beradaptasi, pemimpin pembelajaran dapat menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan memberdayakan.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan antara modul-modul ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Dengan mengintegrasikan berbagai aspek pembelajaran, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa.

Secara keseluruhan, modul-modul yang telah dipelajari menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah sistem yang saling terkait. Setiap keputusan yang kita ambil, baik sebagai guru maupun sebagai pemimpin pembelajaran, akan berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan memahami hubungan antara berbagai konsep ini, kita dapat menjadi pendidik yang lebih efektif dan inspiratif.:

  • Modul 3.1 menyempurnakan pemahaman kita tentang peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berkarakter.

  • Nilai-nilai kebajikan adalah kompas yang memandu kita dalam mengambil keputusan yang etis dan bertanggung jawab.

  • Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah hasil dari integrasi berbagai elemen pendidikan yang saling terkait.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

A. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

B. Empat paradigma pengambilan keputusan

  1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 C. Tiga prinsip pengambilan keputusan

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 D. Sembilan langkah pengambilan keputusan

  1. Mengenali nilai yang bertentangan

  2. Menentukan pihak yang terlibat

  3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

  4. Pengujian benar atau salah

  5. Pengujian paradigma benar lawan benar

  6. Melakukan prinsip resolusi

  7. Investigasi opsi trilema

  8. Buat keputusan

  9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Hal-hal di luar dugaan saya adalah dalam mengambil keputusan sebagai guru atau pendidik kita diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang masalah atau kasus dari perspektif yang berbeda. Karena dalam dilema etika terdapat nilai-nilai yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan, dan dalam kasus bujukan moral terdapat nilai benar vs salah.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Melalui modul 3.1, saya belajar bahwa pengambilan keputusan tidak hanya melibatkan pertimbangan yang matang, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang etika dan nilai-nilai. Modul ini telah memberikan saya kerangka kerja yang komprehensif untuk menghadapi dilema-dilema yang mungkin timbul dalam profesi saya sebagai pendidik.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, pengambilan keputusan saya seringkali bersifat intuitif. Sekarang, saya menyadari pentingnya melalui proses yang lebih terstruktur, mulai dari identifikasi masalah hingga evaluasi hasil. Hal ini memungkinkan saya untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Secara keseluruhan, modul 3.1 telah memberikan saya alat yang berharga untuk menghadapi dilema etika dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks [sebutkan konteks Anda, misalnya: pendidikan, pekerjaan]. Pengetahuan ini akan terus saya gunakan untuk menjadi individu yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul 3.1 telah memberikan saya landasan yang kokoh untuk menjadi pengambil keputusan yang lebih baik. Pengetahuan yang saya peroleh tidak hanya berguna dalam situasi saat ini, tetapi juga akan menjadi bekal berharga sepanjang hidup saya, baik dalam peran sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Secara keseluruhan, modul 3.1 telah memberikan saya alat yang sangat berharga untuk menghadapi kompleksitas kehidupan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam modul ini, saya yakin dapat menjadi individu dan pemimpin yang lebih baik.


  Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media. CGP da...
Pak Aufa 10/23/2024